Invasi Rusia ke Ukraina sudah berjalan sebulan, sejak 24 Februari lalu.
Ratusan hingga ribuan orang dari pihak militer maupun sipil dilaporkan menjadi korban dalam perang antara dua negara yang berdekatan ini.
Negosiasi damai Rusia-Ukraina hingga kini belum menemukan titik terang.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan menggunakan senjata nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial. Hal itu disampaikan Peskov dalam sebuah wawancara, saat menjawab pertanyaan dari seorang wartawan yang khawatir perang di Ukraina bisa menjadi perang nuklir.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan divisi nuklirnya untuk bersiaga. Setelah itu, pada 28 Februari, Kementrian Pertahanan Rusia mengatakan Armada Utara dengan kekuatan nuklir telah siap dalam mode tempur.
Rusia adalah salah satu negara yang menguasai teknologi senjata nuklir. Rusia juga diketahui memiliki hulu ledak nuklir terbanyak jika dibandingkan dengan negara lain.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pengamat perang. Rusia yang memiliki senjata nuklir berperang melawan Ukraina yang mendapatkan bantuan pasokan persenjataan dari negara-negara Barat.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada pertengahan Maret, mengatakan perang di Ukraina membawa membawa potensi perang nuklir.
Rusia adalah negara yang diketahui memiliki hulu ledak nuklir terbanyak. Menurut Arms Control, Rusia memiliki lebih dari enam ribu hulu ledak nuklir. Tapi dalam analisa terbaru BBC, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir.
Dalam perang Ukraina saat ini, Peskov mengaku Rusia belum mencapai tujuan militernya. Dia membantah berulang kali Moskow akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik tersebut kecuali jika menghadapi ancaman terhadap keberadaan mereka.
Pada akhir Februari, Putin mengatakan “tidak peduli siapa yang mencoba menghalangi kami atau lebih lagi menciptakan ancaman bagi negara kami dan rakyat kami, mereka harus tahu bahwa Rusia akan segera merespons, dan konsekuensinya menjadi seperti yang belum pernah Anda lihat sepanjang sejarah Anda.”
#DiversityisBeautiful #DemocratizeInformation #Trending #Viral #Nuklir #Rusia